Fikih dan Uṣūl Fikih

Fikih dan Uṣūl Fikih

16- "Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu juga jelas*. Di antara keduanya terdapat hal-hal syubhat (samar) yang umumnya manusia tidak mengetahuinya. Siapa yang menjaga diri dari perkara syubhat, maka ia telah menjaga agama dan kehormatannya. Tetapi siapa yang jatuh ke dalam perkara syubhat, maka ia akan jatuh dalam perkara yang haram. Ia bagaikan seorang penggembala yang menggembalakan hewan ternaknya di sekitar kawasan terlarang, kemungkinan ia akan masuk dan makan di dalamnya. Ketahuilah, setiap penguasa mempunyai daerah larangan. Ketahuilah, larangan Allah adalah apa-apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, di dalam jasad manusia ada segumpal daging, jika ia baik maka baik pula seluruh jasadnya, dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, segumpal daging itu adalah hati."

29- Ibnu Az-Zubair biasa mengucapkan di penghujung setiap salat ketika usai salam, "Lā ilāha illallāhu waḥdahu lā syarīka lahu, lahul-mulku wa lahul-ḥamdu wa huwa 'alā kulli syai`in qadīr, lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh, lā ilāha illallāh, wa lā na'budu illā iyyāhu, lahun-ni'matu wa lahul-faḍlu, wa lahuṡ-ṡanā`ul-hasan, lā ilāha illallāhu mukhliṣīna lahud-dīn wa lau karihal-kāfirūn (Tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya seluruh kerajaan, kepunyaan-Nya semua pujian, dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah, dan kami tidak menyembah kecuali Dia. Bagi-Nya segala nikmat, milik-Nya seluruh karunia, dan kepunyaan-Nya pujian yang bagus. Tidak ada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah dengan memurnikan agama untuk-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukai)." Ia mengatakan, "@Rasulullah ﷺ bertahlil dengan kalimat-kalimat ini di akhir setiap salat."

44- Rasulullah ﷺ mengajarkan kami khuṭbatul-ḥājah (mukadimah khotbah)*: "Segala puji hanya bagi Allah. Kami memohon pertolongan dan ampunan kepada-Nya, serta berlindung kepada-Nya dari kejahatan diri kami. Siapa yang Allah beri petunjuk, tidak ada yang dapat menyesatkannya. Sebaliknya, siapa yang Allah sesatkan, tidak ada yang dapat memberinya petunjuk. Aku bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. 'Hai sekalian manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakanmu dari satu jiwa, dan darinya Allah menciptakan istrinya, dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan (menggunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu.' [QS. An-Nisā`: 1] 'Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.' [QS. Āli 'Imrān: 102] 'Hai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. Siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.'" [QS. Al-Aḥzāb: 70-71]

52- "Bila muazin mengucapkan 'Allāhu akbar allāhu akbar', lalu salah seorang kalian menjawab, 'Allāhu Akbar allāhu akbar'*; kemudian bila muazin mengucapkan 'Asyhadu allā ilāha illallāh', dia menjawab, 'Asyhadu allā ilāha illallāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Asyhadu anna muḥammadar-rasūlullāh', dia menjawab, 'Asyhadu anna muḥammadar-rasūlullāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Ḥayya 'alaṣ-ṣalāh', dia menjawab, 'Lā ḥaula walā quwwata illā billāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Ḥayya 'alal-falāḥ', dia menjawab, 'Lā ḥaula walā quwwata illā billāh'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Allāhu akbar allāhu akbar', dia menjawab, 'Allāhu akbar allāhu akbar'; kemudian bila muazin mengucapkan 'Lā ilāha illallāh', dia menjawab, 'Lā ilāha illallāh', semua itu dia ucapkan dari lubuk hatinya, niscaya ia akan masuk surga."

60- Aku datang menemui Rasulullah ﷺ bersama sejumlah orang dari kabilah Asy'ar untuk meminta hewan kendaraan. Beliau lantas bersabda, "Demi Allah! Aku tidak mampu memberi kalian kendaraan. Aku tidak punya hewan kendaraan yang dapat aku berikan pada kalian." Kemudian kami tinggal beberapa waktu. Ternyata kemudian ada unta dibawakan untuk beliau, maka beliau memerintahkan untuk diberikan kepada kami tiga ekor. Ketika kami beranjak, kami saling berujar, "Allah tidak memberkahi kita. Kita datang menemui Rasulullah ﷺ untuk meminta kendaraan, namun beliau bersumpah tidak dapat memberikan kita hewan kendaraan, tetapi ternyata beliau memberi kita kendaraan." Lalu kami datang menemui Nabi ﷺ dan menceritakan hal itu kepada beliau. Beliau bersabda, "Bukan aku yang memberi kalian kendaraan. Tetapi, sebenarnya Allah yang memberi kalian kendaraan. @Sungguh demi Allah! Insya Allah, tidaklah aku bersumpah dengan sebuah sumpah lalu melihat kebalikannya lebih baik kecuali aku akan membayar kafarat untuk sumpahku dan melakukan hal yang lebih baik itu."

80- "Rasulullah ﷺ mengajariku doa tasyahud, sedangkan telapak tanganku ada di antara dua telapak tangan beliau, sebagaimana beliau mengajariku surah dalam Al-Qur`an*: At-taḥiyyātu lillāh, waṣ-ṣalawātu waṭ-ṭayyibāt. As-salāmu 'alaika ayyuhan-nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh. As-salāmu 'alainā wa 'alā 'ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn. Asyhadu an lā ilāha illallāh wa asyhadu anna muḥammadan 'abduhu wa rasūluh (Segala ucapan selamat, salat dan kebaikan hanya milik Allah. Semoga keselamatan terlimpah kepadamu, wahai Nabi, dan rahmat Allah serta berkah-Nya. Semoga keselamatan terlimpah pada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya)." Dalam redaksi Bukhari dan Muslim lainnya: "Sesungguhnya Allah Yang Maha Pemberi keselamatan. Ketika salah seorang kalian duduk dalam salat, ucapkanlah, 'At-taḥiyyātu lillāh, waṣ-ṣalawātu waṭ-ṭayyibāt. As-salāmu 'alaika ayyuhan-Nabiyyu wa raḥmatullāhi wa barakātuh. As-salāmu 'alainā wa 'alā 'ibādillāhiṣ-ṣāliḥīn.' Ketika ia membacanya, doa itu mencakup semua hamba Allah yang saleh di langit maupun di bumi. Selanjutnya membaca: 'Asyhadu allā ilāha illallāh wa asyhadu anna muḥammadan 'abduhu wa rasūluh.' Kemudian ia memilih permintaan sesukanya."

98- "Sungguh, aku akan berikan bendera ini besok kepada seseorang yang melalui tangannya Allah memberi kemenangan; orang itu mencintai Allah dan rasul-Nya serta ia dicintai oleh Allah dan rasul-Nya." Sahal menuturkan: Di malam harinya orang-orang larut membicarakan siapakah di antara mereka yang akan diserahi bendera tersebut. Memasuki pagi hari, mereka datang menemui Rasulullah ﷺ, semua berharap diserahi bendera. Rasulullah ﷺ lalu bersabda, "Mana Ali bin Abi Ṭālib?" Dikatakan, "Dia sedang sakit mata, wahai Rasulullah!" Rasulullah ﷺ bersabda, "Kirimlah utusan kepadanya." Lantas Ali dihadirkan, lalu Rasulullah ﷺ meludahi matanya dan mendoakannya. Seketika, Ali pun sembuh hingga seperti tidak pernah sakit sebelumnya. Lalu Rasulullah ﷺ memberikan bendera kepadanya. Ali berkata, "Wahai Rasulullah! Apakah aku memerangi mereka sampai mereka menjadi seperti kita?" Rasulullah ﷺ bersabda, "Berangkatlah dengan tenang hingga engkau berada di medan mereka. Kemudian ajaklah mereka masuk Islam dan beritahukan kepada mereka tentang hak Allah yang diwajibkan pada mereka di dalamnya. @Demi Allah! Sungguh bila Allah memberi petunjuk pada satu orang melalui usahamu, itu lebih baik bagimu dari pada memiliki unta-unta merah."